Powered By Blogger

Kamis, 09 Oktober 2014

“Aku kehilangan 2 perempuan berharga”

Biarkan semusim berlalu menunggu kabar sebisanya..
Lalu pagi ku nikmati dengan kabut-kabut tebal
Dingin memenjarakanku..
Menelisik hingga belulang hampir roboh..
Ku genggam benda berwarna hitam persegi panjang, ada pesan disana..
Denyutku berlomba menghabiskan detik-detik pagi
Aliran air begitu deras tak mampu ku tahan

Pagi ini aku kehilangan 2 perempuan berharga...
Yang belum sempat ku balas cintanya
Dan yang belum sempat ku habiskan ceritaku  bersamanya

Alirku semakin deras..
Yah hari ini aku kehilangan 2 perempuan berharga
Yang tak lelah mendekapku untuk mengeja  bahwa aku harus jadi anak yang baik
Dan yang penuh semangat mengajarkan indahnya menjadi plegmatis yang cerdas

Yah hari ini 2 perempuan berharga meninggalkanku
Yang selalu sabar saat tak henti ku buat onar
Dan yang mendorongku untuk bangkit dengan berbisik bahwa aku adalah gadis  yang kuat

Yah hari ini aku kehilangan 2 perempuan berharga
Padahal ceritaku belum habis....
Padahal aku masih bandel
Masih cengeng
Masih..
Dan banyak “masih” yang tak bisa lagi ku hitung...

Lalu biarkan semusim berlalu
Hingga nanti ku dapati kalian tersenyum..
Tersenyum..
karena semusim, kita pernah menghitung waktu bersama
menghabiskannya...
dan membagi alurnya menjadi kisah-kisah yang kita bingkai indah..

Pagi ini ada anak-anak sungai mengalir dari hulu  bola mata
Biarkan..
biarkan ku nikmati jejak-jejak arusnya dahulu...

**Untukmu yang paling nyambung diajak ngobrol, yang berikrar menungguku di Kota Pendidikan
 **Untukmu yang takkan lagi ku panggil Musrifah.. berharganya bersamamu takkan mampu diganti oleh siapapun nanti..
“Ana Uhibbukum fillah” biar ku kirim dalam doa yang penuh cinta :’( .....

Autumn 10-oktober-2014



Jumat, 03 Oktober 2014

Hari ini ied, yah....

Hari ini ied, yah
tak ada wangi kaldu dan daging asap
tak ada bising buat kemas-kemas dipagi buta
untuk persiapan sholat jamaah...
juga tak ada berebut sajadah..

Hari ini ied yah
tak ada teriakan untuk baju setrikaan
dan bunyi-bunyian, letusan petasan serta gemercik kembang api meramaikan.......



















Hari ini ied, yah
aku tak melihat seprei ku diganti
pagi ku bangun segar-segar saja sebab semalam tak sibuk beres-beres rumah

Hari ini ied, yah
aku tak melihat tawa si bungsu, yang sumringah karena hadiah baju baru....
tak ada ketiga yang lusuh karena masih ngantuk lalu ayah membangunkannya sambil kasak-kusuk....
tak ada bunyi-bunyi piring bekas makan mereka, yang selalu ramai berebut "ati ayam" di meja makan

dan tak ada suara lirih bunda melerainya...

hari ini ied, yah
lalu aku tak melihat kendaraa yang pagi harus di panaskan agar larinya lincah mengantar kami kerumah nenek.

tak ada kue basah. kue kering juga
tak ada cemilan segar seabrek, tersusun rapi dikulkas
tak ada wangi mukena baru untuk sholat di tanah lapang..

hari ini ied, yah
aku hanya memeluk bantal memanggil nama-nama kalian
lalu menyusunnya dengan bata-bata kerinduan menjadi istana yang megah
yang didalamnya ada sungai-sungai airmata yang sampai ke desa mengantar pesan cinta..

hari ini ied, yah
yah ied tanpamu ibu, tanpamu ayah, tanpamu abang, tanpamu adik-adik kecil, tanpa peluk dan makanan hangatmu nenek....

yah tapi apapun itu ini tetap ied
takbirnya masih sama dan kita merayakannya dihari yang sama pula..
akan ku sambut dengan suka cita dan ketulusan jiwa..
happy ied mubarak**

NB:::
**salam sayang:::
Maaf lahir bathin, semoga suatu nanti ied akan kita rayakan dengan lebh meriah dan penuh sukacita
sebab hari itu aku telah berhasil membuat kalian bangga,,,

@utumn, saturday 4/september/2014 di "ied yang penuh keberkahan"

Kamis, 02 Oktober 2014

Lalu......

Lalu untuk apa kau datang
jika hadirmu hanya untuk mematahkan
lalu,... mungkin peninggalan itu lebih baik dari sekedar pertemuan yang tak menuai apa-apa

lalu untuk apa selaksa rindu kau hembus jauh melambung
bila sebenarnya jarak itu lebih mengerti menempatkan..

kumpulkan saja dikerangjang-keranjang kosong
agar bualan itu tak sampai keluar dan buat onar...

lalu ucapkan terima kasih kepada jarak...
jarak yang tak sedikitpun membual kepada siapa-siapa..
terima kasih..


Selasa, 02 September 2014

“HANGATNYA UKHUWAH DIDEKAP MENTARI HIDAYAH”

Ku rajut indahnya  pelangi ukhuwah
dalam bentangan warna-warni benang hidayah..
Berbicara mengenai ukhuwah mari awali dengan sebuah ayat yang begitu  menggugah dari Al Qur’an yang suci:
“Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelajakan semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS.Al-anfal 8:63)
Dari ukiran kata yang terurai dari Firman agung di atas, kita bisa mendeklarasikan sebuah kata tentang “ukhuwah” . ukhuwah adalah ikatan hati yang dipersatukan oleh Allah, Rabb semesta alam. Dikatakan bahwa “Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.”. ini bermakna bahwa benar-benar hanya Allahlah satu-satunya Dzat yang bisa mempersatukan hati yang dulu bercerai, membina hubungan kasih sayang di antara manusia-manusia yang beriman. Manusia-manusia yang bertemu di jalanNya dan berjuang untuk kemuliaan Agamanya.
Ketika berbicara tentang ukhuwah. Akan teringat kisah yang begitu menggugah hati. Adalah kisah  tentang kaum Anshar dan kaum muhajirin yang dipersatukan oleh Allah dengan cara yang sempurna. Saling menyayangi karena Tuhan mereka hingga akhirnya mereka diberikan kemuliaan untuk saling mencintai. Bahkan  mereka tanpa ragu merelakan istri-istri mereka untuk diceraikan. Lalu dinikahkan kepada saudaranya yang menginginkan istrinya. Sungguh masih adakah hari ini kita yang begitu ikhlas merelakan hal yang kita sayangi untuk diberikan kepada saudara kita. Itulah ukhuwah, kata yang sampai saat ini tak terdefinisi keindahannya.
Ada satu ungkapan yang menarik ketika kita sibuk mencari-cari defenisi sempurna tentang ukhuwah yang akan kita bina bersama saudara yang kita cintai. Bunyinya seperti ini “ukhuwah itu adalah ketika kita mencitai saudara kita karena Allah dan membenci karena Allah pula”. Mengapa seperti itu. Karena setiap hal yang kita lakukan haruslah bentuk aplikasi iman kita kepada Allah termasuk membina ukhuwah. Pertanyaannya kemudian yang seperti apakah “mencitai karena Allah dan membeci karna Allah” itu?. Sudah dipastikan mencintai saudara kita tidak mentok utuh karena perasaan saja. Ada hal yang kemudian harus ditinjau lebih lanjut. Mencintai bukan berarti menuruti segala keinginan, ataukah menerima segala apa yang ingin ia lakukan seenak-enaknya. Ketika itu terjadi dan kita tidak bisa berbuat apa-apa saat jelas-jelas saudara kita berbuat maksiat dan melaksanakan perintah Allah. Yakinlah representasi cinta kita kepadanya karena Allah tidak tercermin sama sekali.
Maka dari itu ukhuwah bukanlah ajang untuk hanya berbagi perasaan tapi kesempatan kita untuk saling nasehat menasehati dijalan kebenaran. Ukhuwah bukan panggung drama rasa cinta yang menundukkan ketaatan kita pada sang Maha pemberi cinta. Apakah kita benar-benar mencintai saudara kita karena Allah, ketika kita membiarkannya mandi berkubang dilumpur kemaksiatan. Hanya bisa diam tanpa mampu memberi uluran tangan. Ketika saudara kita tertatih mencari cahaya dalam gelap. Dan lagi-lagi kita hanya bisa diam. Bisu karena sibuk dengan perasaan cinta kita yang konyol dan berdalih takut menasehatinya karena takut menyakiti perasaannya.
Maka hendaklah kita menempatkan rasa yang  agung nan suci itu sesuai dengan jalur yang ada. Jalur hidayah yang sesuai dengan tuntunan syariah. Sehingga ikatan ukhuwah yang kita bangun adalah ikatan yang kekal ketika ia diikatkan pada landasan yang kuat yaitu ikatan yang terbina karena Allah SWT. Bukan pada akar yang rapuh seperti ikatan perasaan yang hanya karena emosional saja ataukah ikatan yang didasari kepentingan semata seperti kepentingan dunia yang maya.
Dalam membina sebuah ikatan ukhuwah. Didalamnya kita akan berusaha sebisa dan sekuat kita, untuk menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada. Bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Banyak yang harus kita pelajari dari menghapus segala bentuk “ego” dan teman-temannya, tidak mendahulukan kepentingan pribadi kita, hingga kadang-kadang mengalah adalah pilihan yang mesti sering kita ambil.Yah, itulah ujian persaudaraan yang kadang akan membuat kita jauh lebih sering menuntut banyak berkorban tapi tak usah khawatir bukankah ketika melakukannya ikhlas karena Allah, maka yakinlah semuanya akan indah.
Bukankah kita membangun ukhuwah itu diatas pondasi iman kepada Allah, maka seyogyanya semua yang terjadi membuat kita bisa belajar. Dari belajar mengerti, belajar bersabar sampai belajar menerima dan berkorban. Belajar memaafkan dan merelakan. Yakinlah ukhuwah itu bak mentari pagi, selalu mendekap kita dengan hangat saat berbagai bersamanya. Mentari pagi yang dijejali dengan embun hijau yang sejuk, melegakan rasa hati yang terlalu  dahaga.
Memang perlu perjuangan untuk tetap menguatkan ikatan itu agar tidak kendor. Bahkan bukan hal yang mudah tapi bukan berarti itu tidak mungkin. Tak berarti “ikatan persaudaraan” yang kita jalin mustahil untuk abadi. Kita sudah menyatukannya karena Allah dan biarkan Allah pulalah yang menjaganya. Cukuplah Allah sebagi pelindung. J
Dan pada akhirnya mari kita sama-sama belajar. Belajar  memberikan hangatnya berbagai dalam dekapan ukhuwah. Dari pancaran sukma mentari hidayah. Maka ketika hidayah itu telah kau dekap, dekaplah indah bersama saudara yang kau cintai karena Rabbmu. Bukankah ukhuwah itu indah ukhtifillah???.
By:autumn.touchy

Rabu, 11 Juni 2014

Karena seyogyanya rindu adalah.....


Karna seyogyanya rindu adalah....
Tempatmu menyemai kekuatan ketika sepertinya kenyataan akan membuatmu patah arang....
Karna seyogyanya rindu adalah
Jembatan untukmu membagi peluh tentang apa-apa yang membuatmu tegar dibelakang lalu....
Karna seyogyanya rindu adalah
Persemaian tentang asa yang kau genggam erat bersama apa yang telah digariskan....

Karna seyogyanya rindu adalah
Rumah yang paling damai yang menghembuskan pengertian yang benar tentang apa itu bertahan.....
Karna seyogyanya rindu adalah
Wadahmu menyemai kenangan lalu berbuah menjadi impian
Karna seyogya rindu adalah…
Apa yang kau percayakan lalu hanya kau gantungkn kenyataan yang akan terjadi didepan, hanya kepada satu-satunya yang berdaulat memutuskan
Karna seyogyanya rindu adalah…
Atas nama rasa yang dianugerahkan begitu indah, maka syukuri ia dengan tak sekali-kali berkhianat
Atas nama rasa yang telah begitu indah dihadiahkan tetap semai dalam doa malam yang panjang, walau luka menyayat yang nyerinya tak kenal teriakan ampun....
Atas nama jalan mahabba yang telah Rabbmu gariskan tetaplah percaya bahwa apapun yang terjadi Dia takkan meninggalkanmu, tugasmu hanya percaya dan tak perlu adalagi sakit untuk orang-orang yang tanpa sadar telah meninggalkan bekas luka yang terlampau dalam untukmu.....
Karna seyogyanya rindu bukan milik pecundang yang hanya menangis karna kesakitan, yang hanya menangis karna takut kesunyian yang menggemingkan…
Rindu itu milik mereka yang selalu menunggu kapan hadiah maaf itu bisa segera ia rilis, ia bungkus dengan tulus lalu segera ia hambur ke wajah-wajah yang tanpa rasa bersalah pernah menghardiknya remuk sampai ke tulang belulang.....
Karna seyognya rindu bukan milik pesakitan yang hanya tahu rumus yang harus ia keluarkan agar permainan ini bisa selasai tanpa pakaiannya kucel karna noda yang kotor.....
Karna seyogyanya rindu itu milik orang-orang yang berani jatuh lalu bangkit dan menyematkan rindunya hanya kepada orang yang pantas, walau ia hanya memilikinya dihari kemarin lalu...
Karna rindu hanya milik orang yang mengerti bagaimana menjaga apa yang pernah dia miliki.....
Karna seyogyanya rindu adalah milik mereka yang tak pernah ragu bahwa ALLAH itu selalu BAIK**
***********************************
Semoga angin mendengar gemaan rindunya,
wahai jiwa yang hilang dan tak lagi bisa tertemukan….
taukah,ada yang masih Berdiri menahan
Masih setia menyaksikan
tak pernah berhenti menyemai,sampai rindu itu menggema hingga batas tak hingga..
***********************************
Titipkan gemaan rindu untuk yang pergi dan nihil akan kembali...
sambutlah gemaannya wahai langit!!!!!!!….
Autumn ^^12-juni-2014 Diperaduan Indahnya pagi

Sabtu, 07 Juni 2014

“Sang kumal”


Sang kumal....
Ternyata pagi tak selalu membawa wangi
Duduk Disudut pekat
lalu menerawang hingga enyah terbuang
sang kumal...
Ketika bayaran harus selalu mahal dengan apa yang didapatkan
Waktulah yang akan menghitung langkah berlalu yang telah dibayar
Lalu sepoi meneriakkannya ke entah berantah dunia
Sang kumal..
Hingga embun itu habis menguap dimakan pergantian
Mentari menggumam sepi
Lalu dimanakah bulan-bulan indah ketika ia tiba dipersada alam
Ternyata kaku menyeringat
Ia malu pada cahaya ...
yang ia minta hanya ketika gelap tiba
dan pagi tiba hanya untuk mengakhiri semua hal yang masih ia tawar
sang kumal...
ketika pagi, menyingsing fajar
cahaya kembali
tapi tak semua menjadi terang...
*********************
lalu sang kumal hanya ringkih,
duduk selonjoran  ditepi runcingnya ilalang
ia bersembunyi ditabir liar ketika pagi menjadi mimpi indah bagi semua orang
ia menari dipekat ujung malam ketika gulita menjadi mimpi buruk bagi semua orang
sang kumal lalu menoleh melihat dunia yang sangsi
diperaduan yang tak bisa dijangkau kecuali dengan mata hati yang bersih
lalu, menertawakan ukuran dari 2 bola kaca yang buram
“apa yang bisa manusia itu, lihat dengan itu???” sang kumal mengguman...
Hanya kaca buram, berbidang besar lalu menjual semua hal dengan keterlaluan mahal
Sang kumal menerawang dipekat...
Untukmu yang pergi mulai darisini
luluh lantakkan2 bola kaca yang buram itu
Melihat dunia yang sangsi dengan ukuran yang juga sangsi
Sampai-sampai kau hampir mati tertelan caci
Yang tidak akan selasai, jika kau tak memulaiuntuk berhenti..
Maukah pendopoh ini terus sangsi seperti ini???
Lalu dimana kau akan menemukan pagi yang benar-benar bersih tanpa kelit basa-basi
Kembali sang kumal bergumam...
Untukmu yang terhempas sedari pagi ini
2 bola kaca itu hanya hiasan bualan yang manis
Dipermak begitu santun tapi tak pasti mengukur
Hancurkan saja ia...
Lalu gunakan beningnya seonggok daging yang Tuhanmu titipkan untuk mengukur apa-apa yang pantas kau perjuangkan
Sang kumal masih duduk ditepian hari, menyeruput pekatnya pagi
Saat hidup harus memaksa berganti
Yah.. untukmu yang sudah terlalu lelah menawar kelamnya pagi
Mari tetap berdiri, Mari kita semai
Melihatlah dengan hati bukan hanya dengan aliby yang hampir-hampir basi
****************************************
Untukmu yang ku bagi dengan hati saat hari menyongsong pagi
Untukmu yang masih menanti untuk sebuah pagi yang wangi
Dengan mahar seribu pagi yang mati
Lalu melambai bersama pekat yang abadi^^D.A


Senin, 02 Juni 2014

“Bekas Biru”

Aku Tertegun.......
Kembali nafas tak bisa ku atur
Aku hanya melihat gelap, lalu duduk dilorong sunyi yang panjang.
Seperti  klon....
Bekas itu sama
Ku lihat dikiri bayang sebelah pintu
Seperti diklon
Sebab,mengapa biru itu hadir
Dan lagi aku seperti tak mampu berdiri
Lumpuh...
Ku yakinkan diri  mungkin aku salah, maka ku timpali
Tapi lagi, aku harus puas dengan kebenaran yang tidak hanya persepsi
Aku bisu.....
Disini terlalu kacau
Ku ikat khayal yang mulai menerawang agar aku cepat sadar
Untuk memilah jalan ini kah yang salah atau mereka yang tiada daya
Tiada daya melawan serigala yang berbicara melalui mulut domba yang manis
Disini terlalu bingar terlalu banyak klon serigala yang menggigit buas sampai remuk
Hanya karena  alasan rasa
Dan akhirnya....
Aku hanya bisa mendekap lutut
Kembali bermain bersama aliran air
Serasa mati....
Disini semua gelap
Sebab biru yang membekas terlalu pekat
##############################################
Dan lagi, aku hanya mampu mendekap lutut....Semoga aku tak patah arang
@Disebuah pagi.....
dipetak persegi 4 putih ini...

Minggu, 01 Juni 2014

"Mendung nan teduh sore itu....."

Aku duduk memalingkan kepala. Sedari tadi sibuk mencari hiburan. Sudah terlalu penat disini. Ku langkahkan kaki menuju  tribun atas mencari hiburan baru, jika tidak ku dapatkan paling tidak aku bisa pingsan karena disini terlalu pengap. Terus saja, ku buat keributan biar senyum lebar bisa terukir di wajahku yang sejak tadi diberi penghargaan dengan sebutan kucel. Lama bermain-main  akhirnya tak ada lagi yang asyik. Masih saja ku coba berdamai dengan hatiku. Tunggu sedikit lagi gumamku dalam-dalam. Cukup lama berselang, akhirnya doa dibacakan. Doa itu digemakan  untuk kami yang masih setia menunggu. Menimpali doa hanya  dengan selaksa kata amiiiiiin dengan bersahut-sahutan.

Masih belum selesa estafet amin-aminan itu  aku kembali akut,bosan. Tak lama gemaan doa itu merendah. Ritme amin menjadi hanya bagai tetes gemiris yang mengalun lambai. Aku tertegun. Lalu ku coba bersandar disalah satu punggung,disebelah dudukku. Aku menoleh. Dan semakin tertegun hebat. Ada sosok yang ku tangkap melalui dua lensaku. Dia sosok yang tak asing bagiku, tapi akhir-akhir ini lama tak ku temui. Entah di ruang petak  bernama sekret ataukah saat berkumpul –kumpul  menghabiskan hari ataukah saat duduk bermajelis bermakna, sosoknya jarang ku dapati. Tapi kali ini aku melihatnya tidak jauh dari tempatku bersandar. Ku tatap lamat-lamat aku semakin kerangjinan. Terlalu bahagia merekam sosoknya sore ini. Dia duduk menengadah tangan lalu teduh berucap amin, disaat semua orang hanyaa memberi muatan kata amin dengan tekanan yang terlalui sepoi. Ataukah ada yang hanya sibuk dengan urusan dakwah yang harus segera diselesaikan menurutnya. Hingga tak lagi sempat mengucap amin yang teduh dikesempatan doa kali ini. Aku enggan berhenti menatapnya. Bathinku berperang disatu sisi ingin doa itu diucap berlama-lama agar teduh itu tak cepat pergi. Tapi disatu sisi yang lain aku ingin segera diselesaikan  agar bisa cepat ku hampiri ia. Akhirnya doa selesai tanpa ku sadari. Aku beranjak.Agar memberi kesan bersabahat ku rangkul ia dari belakang. Ia sentak kaget. Aku bertanya kabarnya dan mengobrol-ngobrol  ringan. Entah kebahagiaan macam apa yang hadir tapi aku ingin berlama-lama bersamanya.
Biar ku panggil ia dengan sebutan Mendung nan teduh. Sampai ketika tulisan ini ku buat sosoknya masih terbayang-bayang. Taukah kau mengapa?. Karna ia berharga. Mengapa ia berharga?. Taukah kau karna ia sederhana. Apa yang membuatnya sederhana?. Itulah mengapa ku kiaskan dirinya dengan “Mendung nan teduh”. Yang mungkin penampakannya tak terlalu ramah, diajak ngobrol juga tidak selalu bisa menciptakan tawa. Tapi ia langka, tak selalu nampak tapi teduh membawa pesan. Tak perlu selalu hadir tapi ia diam mendobrak. Tak perlu memajang nama distruktur organisasi tapi hadir menginspirasi. Melalui lisannyalah salah satu  pintu terbuka u/ jalan masuknya dakwah dihati-hati  profesor sejawat.  Lalu aku melihat diriku, menilisik hatiku, apa yang aku punya tidak ada apa-apanya. Hanya dengan lari-larian ataukah menekan tuts reportase lalu aku bisa bangga. Ataukah besok-besok jadi pemimpin, bicara depan umum, mengatur tindak tanduk dakwah lalu aku bisa congkak. Puas hanya dengan sering hadir,bangga karna aku bisa berbaur ramai disetiap moment. Bangga aku dikenal banyak teman seperjuangan, ataukah besok-besokakan sering memberi pemaparan, menjadi orang yang selau didengar karena posisi. Lalu apa? Aku siap mencaci diriku.
Dia disore ini mengajarku tentang apa sebenarnya berkorban dan bekerja ikhlas itu. Istiqomah dalam diam tanpa koar-koar. Yah.. dia mendung nan teduh tak perlu selalu ceria tapi ia teduh membawa makna tentang apa itu dakwah. Tidakperlu  menjadi matahari yang selalu menyinari, tapi tak balik menoleh. Bahwa ternyata ada yang legam dan sudah hampir-hampir hangus terbakar karena  panas yang ada dalam dirinya. Atau kah salju yang terlalu dingin membekukan,hingga tulang pun remuk dan hanya mampu  menjadi es yang hambar tanpa rasa. Tidak ada harganya. Dia sore ini mengajarkanku tentang apa itu berjuang dengan tulus karna  cinta kepada Rabb semata. Yang walau tak semua orang mampu membaca suramnya mendung tapi ia bisa memaknai hujan jauh lebih indah dari orang yang mengakuinya.
========================================================================
Yah hari ini aku belajar, tentang takaran yang tak pernah bisa kau temukan disepenggal kata “Ana uhibbukifillah”

**teruntuk kau yang ku cintai karna Allah. N.A

Taukah,kau jauh lebih dari titanium. Ajari aku hay Mendung nan teduh ;-)

Minggu, 13 April 2014

“Kunang-kunang Mimpi”


Kunang-kunang mimpi
Memancar cahaya kecil
Di tengah pekat malam yang mati
Mimpi kunang-kunang
Asa….
Membagi cahaya sampai peraduan dunia
Kunang-kunang mimpi
Terbang menari membawa pelangi
Mimpi kunang-kunang
Sayap cahaya ketika pagi menyapa
Kunang-kunang mimpi
Tersenyum ceria
Dikilauan permata kunang-kunang cahaya
Mimpi kunang-kunang
Berusaha tertawa
Ketika sayap cahaya telah patah
Kunang-kunang mimpi
Hadiah kisah dari tempat dilabuhkannya mimpi
Mimpi kunang-kunang
Antara asa dan rencana Pencipta didermaga cahaya
Namun, semua tak selalu indah
Semua tak selalu ada, saat jiwa digenggam asa yang indah……
Namun yang pasti, semua akan sempurna  pada saatnya
Karena Tuhan selalu punya cerita indah
Pun dibalik kunang-kunang mimpi dan mimpi kunang-kunang
Kunang-kunang mimpi…..
Mimpi kunang-kunang……
Seketika pupus, didera waktu
Tapi ia tak pernah menyesal menjadi kunang-kunang mimpi
dengan mimpi kunang-kunangnya.