Powered By Blogger

Selasa, 02 September 2014

“HANGATNYA UKHUWAH DIDEKAP MENTARI HIDAYAH”

Ku rajut indahnya  pelangi ukhuwah
dalam bentangan warna-warni benang hidayah..
Berbicara mengenai ukhuwah mari awali dengan sebuah ayat yang begitu  menggugah dari Al Qur’an yang suci:
“Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelajakan semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS.Al-anfal 8:63)
Dari ukiran kata yang terurai dari Firman agung di atas, kita bisa mendeklarasikan sebuah kata tentang “ukhuwah” . ukhuwah adalah ikatan hati yang dipersatukan oleh Allah, Rabb semesta alam. Dikatakan bahwa “Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.”. ini bermakna bahwa benar-benar hanya Allahlah satu-satunya Dzat yang bisa mempersatukan hati yang dulu bercerai, membina hubungan kasih sayang di antara manusia-manusia yang beriman. Manusia-manusia yang bertemu di jalanNya dan berjuang untuk kemuliaan Agamanya.
Ketika berbicara tentang ukhuwah. Akan teringat kisah yang begitu menggugah hati. Adalah kisah  tentang kaum Anshar dan kaum muhajirin yang dipersatukan oleh Allah dengan cara yang sempurna. Saling menyayangi karena Tuhan mereka hingga akhirnya mereka diberikan kemuliaan untuk saling mencintai. Bahkan  mereka tanpa ragu merelakan istri-istri mereka untuk diceraikan. Lalu dinikahkan kepada saudaranya yang menginginkan istrinya. Sungguh masih adakah hari ini kita yang begitu ikhlas merelakan hal yang kita sayangi untuk diberikan kepada saudara kita. Itulah ukhuwah, kata yang sampai saat ini tak terdefinisi keindahannya.
Ada satu ungkapan yang menarik ketika kita sibuk mencari-cari defenisi sempurna tentang ukhuwah yang akan kita bina bersama saudara yang kita cintai. Bunyinya seperti ini “ukhuwah itu adalah ketika kita mencitai saudara kita karena Allah dan membenci karena Allah pula”. Mengapa seperti itu. Karena setiap hal yang kita lakukan haruslah bentuk aplikasi iman kita kepada Allah termasuk membina ukhuwah. Pertanyaannya kemudian yang seperti apakah “mencitai karena Allah dan membeci karna Allah” itu?. Sudah dipastikan mencintai saudara kita tidak mentok utuh karena perasaan saja. Ada hal yang kemudian harus ditinjau lebih lanjut. Mencintai bukan berarti menuruti segala keinginan, ataukah menerima segala apa yang ingin ia lakukan seenak-enaknya. Ketika itu terjadi dan kita tidak bisa berbuat apa-apa saat jelas-jelas saudara kita berbuat maksiat dan melaksanakan perintah Allah. Yakinlah representasi cinta kita kepadanya karena Allah tidak tercermin sama sekali.
Maka dari itu ukhuwah bukanlah ajang untuk hanya berbagi perasaan tapi kesempatan kita untuk saling nasehat menasehati dijalan kebenaran. Ukhuwah bukan panggung drama rasa cinta yang menundukkan ketaatan kita pada sang Maha pemberi cinta. Apakah kita benar-benar mencintai saudara kita karena Allah, ketika kita membiarkannya mandi berkubang dilumpur kemaksiatan. Hanya bisa diam tanpa mampu memberi uluran tangan. Ketika saudara kita tertatih mencari cahaya dalam gelap. Dan lagi-lagi kita hanya bisa diam. Bisu karena sibuk dengan perasaan cinta kita yang konyol dan berdalih takut menasehatinya karena takut menyakiti perasaannya.
Maka hendaklah kita menempatkan rasa yang  agung nan suci itu sesuai dengan jalur yang ada. Jalur hidayah yang sesuai dengan tuntunan syariah. Sehingga ikatan ukhuwah yang kita bangun adalah ikatan yang kekal ketika ia diikatkan pada landasan yang kuat yaitu ikatan yang terbina karena Allah SWT. Bukan pada akar yang rapuh seperti ikatan perasaan yang hanya karena emosional saja ataukah ikatan yang didasari kepentingan semata seperti kepentingan dunia yang maya.
Dalam membina sebuah ikatan ukhuwah. Didalamnya kita akan berusaha sebisa dan sekuat kita, untuk menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada. Bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Banyak yang harus kita pelajari dari menghapus segala bentuk “ego” dan teman-temannya, tidak mendahulukan kepentingan pribadi kita, hingga kadang-kadang mengalah adalah pilihan yang mesti sering kita ambil.Yah, itulah ujian persaudaraan yang kadang akan membuat kita jauh lebih sering menuntut banyak berkorban tapi tak usah khawatir bukankah ketika melakukannya ikhlas karena Allah, maka yakinlah semuanya akan indah.
Bukankah kita membangun ukhuwah itu diatas pondasi iman kepada Allah, maka seyogyanya semua yang terjadi membuat kita bisa belajar. Dari belajar mengerti, belajar bersabar sampai belajar menerima dan berkorban. Belajar memaafkan dan merelakan. Yakinlah ukhuwah itu bak mentari pagi, selalu mendekap kita dengan hangat saat berbagai bersamanya. Mentari pagi yang dijejali dengan embun hijau yang sejuk, melegakan rasa hati yang terlalu  dahaga.
Memang perlu perjuangan untuk tetap menguatkan ikatan itu agar tidak kendor. Bahkan bukan hal yang mudah tapi bukan berarti itu tidak mungkin. Tak berarti “ikatan persaudaraan” yang kita jalin mustahil untuk abadi. Kita sudah menyatukannya karena Allah dan biarkan Allah pulalah yang menjaganya. Cukuplah Allah sebagi pelindung. J
Dan pada akhirnya mari kita sama-sama belajar. Belajar  memberikan hangatnya berbagai dalam dekapan ukhuwah. Dari pancaran sukma mentari hidayah. Maka ketika hidayah itu telah kau dekap, dekaplah indah bersama saudara yang kau cintai karena Rabbmu. Bukankah ukhuwah itu indah ukhtifillah???.
By:autumn.touchy